Kumpulan Cerita Sex 2018 - Aku bangun kesiangan. Kulirik jam dinding…ah… pukul 8 pagi…Suasana
rumahku sepi. Tumben, pikirku. Segera aku meloncat bangun, mencari-cari
istri dan anak-anakku..tidak ada…Ahh…baru kuingat, hari Minggu ini ada
acara di sekolah anakku mulai jam 9 pagi. Pantas saja mereka sudah
berangkat. Istriku sengaja tidak membangunkan aku untuk ikut ke sekolah
anakku, karena malamnya aku pulang kantor hampir pukul 4 pagi.
Yah, beginilah nasib auditor kalau lagi dikejar laporan audit. Untung
saja, ada anggota timku yang bisa mengurangi keteganganku. Ya, Agnes
tentunya, yang semalam telah memberikan servis untukku. Baginya,
bersetubuh dengan lelaki lain selain suaminya bukan hal yang tabu,
karena dia sendiri juga tidak mempermasalahkan jika suaminya berkencan
dengan wanita lain. Prinsip mereka, yang penting pasangan tidak melihat
kejadian itu dengan mata kepala sendiri.
Aku tersenyum mengingat kejadian semalam. Sebenarnya jam 11 malam
kami sepakat untuk pulang kantor, tapi ternyata aku dan Agnes sama2 lagi
horny. Akhirnya, terjadilah seperti yang sudah kuceritakan diatas. Tak
terasa, aku mulai horny lagi. tongkolku pelan2 mengangguk-angguk dan
mulai mengacung.“Walah…repot bener nih, pikirku. “Lagi sendiri, eh
ngaceng.” Kebetulan, di rumah tidak ada pembantu, karena istriku, Indah,
lebih suka bersih2 rumah sendiri dibantu kedua anakku. “Biar anak-anak
gak manja dan bisa belajar mandiri. Lagian, bisa menghemat pengeluaran,”
kilah istriku. Aku setuju saja.
Kurebahkan tubuhku di sofa ruang tengah, setelah memutar DVD BF.
Sengaja kusetel, biar hasratku cepet tuntas. Setelah kubuka celanaku,
aku sekarang hanya pakai kaos, dan tidak pakai celana. Pelan-pelan
kuurut dan kukocok tongkolku. Tampak dari ujung lubang tongkolku
melelehkan cairan bening, tanda bahwa birahiku sudah memuncak.
Aku pun teringat Linda, sahabat istriku. Kebetulan Linda berasal
dari suku Chinese. Dia adalah sahabat istriku sejak dari SMP hingga
lulus kuliah, dan sering juga main kerumahku. Kadang sendiri, kadang
bersama keluarganya. Ya, aku memang sering berfantasi sedang menyetubuhi
Linda. Tubuhnya mungil, setinggi Agnes, tapi lebih gendut. Yang
kukagumi adalah kulitnya yang sangat-sangat-sangat putih mulus, seperti
warna patung lilin. Dan pantatnya yang membulat indah, sering membuatku
ngaceng kalo dia berkunjung.
Aku hanya bisa membayangkan seandainya tubuh mulus Linda bisa
kujamah, pasti nikmat sekali. Fantasiku ini ternyata membuat tongkolku
makin keras, merah padam dan cairan bening itu mengalir lagi dengan
deras. Ah Linda…seandainya aku bisa menyentuhmu..dan kamu mau ngocokin
tongkolku..begitu pikiranku saat itu.
Lagi enak-enak ngocok sambil nonton bokep dan membayangkan Linda,
terdengar suara langkah sepatu dan seseorang memanggil-manggil
istriku.“Ndah…Indah…aku dateng,” seru suara itu…Oh my gosh…itu suara
Linda…mau ngapain dia kesini, pikirku. Kapan masuknya, kok gak
kedengaran? Linda memang tidak pernah mengetuk pintu kalau ke rumahku,
karena keluarga kami sudah sangat akrab dengan dia dan keluarganya.
Belum sempat aku berpikir dan bertindak untuk menyelamatkan diri,
tau-tau Linda udah nongol di ruang tengah,
dan…“AAAHHH…ANDREEEEW…!!!!,”jeritnya. “Kamu lagi
ngapain?”“Aku…eh…anu…aku….ee…lagi…ini…,”aku tak bisa menjawa
pertanyaannya. Gugup. Panik. Sal-ting. Semua bercampur jadi satu. Orang
yang selama ini hanya ada dalam fantasiku, tiba-tiba muncul dihadapanku
dan straight, langsung melihatku dalam keadaan telanjang, gak pake
celana, Cuma kaos aja.
Ngaceng pula.“Kamu dateng ok gak ngabarin dulu sih?” aku
protes.“Udah, sana, pake celana dulu!” Pagi-pagi telanjang, nonton bf
sendirian,lagi ngapain sih?”ucapnya sambil duduk di kursi
didepanku.“Yee…namanya juga lagi horny…ya udah mending colai sambil
nonton bf. Lagian anak-anak sama mamanya lagi pergi ke sekolah. Ya udah,
self service,”sahutku.“Udah, Ndrew. Sana pake celana dulu. Kamu gak
risih apa?”“Ah, kepalang tanggung kamu dah liat? Ngapain juga
dtitutupin? Telat donk,”kilahku.“Dasar kamu ya. Ya, udah deh, aku pamit
dulu. Salam aja buat istrimu. Sana, terusin lagi.” Linda beranjak dari
duduknya, dan pamit pulang.Buru-buru aku mencegahnya. “Lin, ntar dulu
lah…,”pintaku.“Apaan sih, orang aku mau ngajak Indah jalan, dia nggak
ada ya udah, aku mau jalan sendiri,”sahutnya.“Bentar deh Lin.
Tolongin aku, gak lama kok, paling sepuluh menit,”aku berusaha
merayunya.“Gila kamu ya!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”Linda protes sambil melotot.
“Kamu jangan macem-macem deh, Ndrew. Gak mungkin donk aku lakukan
itu,”sergahnya.“Lin,”sahutku tenang. “Aku gak minta kamu untuk melakukan
hal itu. Enggak.
Aku Cuma minta tolong, kamu duduk didepanku, sambil liatin aku
colai.”“Gimana?”Linda tidak menjawab. Matanya menatapku tajam.Sejurus
kemudian..“Ok, Lin. Aku janji gak ndeketin apalagi menyentuh kamu.
Tapi, sebelum itu, kamu juga buka bajumu dong…pake BH sama CD aja
deh, gak usah telanjang. Kan kamu dah liat punyaku, please?” aku
merayunya dengan sedikit memelas sekaligus khawatir.“Hm…fine deh. Aku
bantuin deh…tapi bener ya, aku masih pake BH dan CDku dan kamu gak
nyentuh aku ya. Janji lho,”katanya. “Tapi, tunggu.
Aku mau tanya, kok kamu berani banget minta tolong begitu ke
aku?””Yaaa…aku berani-beraniin…toh aku gak nyentuh kamu, Cuma liat
doang. Lagian, kamu dah liat punyaku? Trus, aku lagi colai sambil liat
BF…lha ada kamu, kenapa gak minta tolong aja, liat yang
asli?”kilahku.“Dasar kamu. Ya udah deh, aku buka baju di kamar
dulu.”“Gak usah, disini aja,”sahutku.
Perlahan, dibukanya kemejanya…dan…ah payudara itu menyembul
keluar. Payudara yang terbungkus BH sexy berwarna merah…menambah kontras
warna kulitnya yang sangat putih dan mulus. Aku menelan ludah karena
hanya bisa membayangkan seperti apa isi BH merah itu. Seteah itu,
diturunkannya zip celana jeansnya, dan dibukanya kancing celananya.
Perlahan, diturunkannya jeansnya…sedikit ada keraguan di
wajahnya. Tapi akhirnya, celana itu terlepas dari kaki yang
dibungkusnya. Wow…aku terbelalak melihatnya. Paha itu sangat putih
sekali. Lebih putih dari yang pernah aku bayangkan. Tak ada cacat, tak
ada noda. Selangkangannya masih terbungkus celana dalam mini berbahan
satin, sewarna dengan Bhnya.
Sepertinya, itu adalah satu set BH dan CD.“Nih, aku udah buka
baju. Dah, kamu terusin lagi colinya. Aku duduk ya.”Linda segera duduk,
dan hendak menyilangkan kakinya. Buru-buru aku cegah.“Duduknya jangan
gitu dong…”“Ih, kamu tuh ya…macem-macem banget. Emang aku musti
gimana?”protes Linda. “Nungging, gitu?””Ya kalo kamu mau nungging, bagus
banget,”sahutku.“Sori ye…emang gue apaan,”cibirnya.“Kamu duduk biasa
aja, tapi kakimu di buka dikit, jadi aku bisa liat celana dalam sama
selangkanganmu. Toh veggy kamu gak keliatan?”usulku.“Iya…iya…ni anak
rewel banget ya.
Mau colai aja pake minta macem-macem,”Linda masih saja protes
dengan permintaanku.“Begini posisi yang kamu mau?”tanyanya sambil duduk
dan membuka pahanya lebar-lebar.“Yak sip.” Sahutku. “Aku lanjut ya
colinya.”
Sambil memandangi tbuh Linda, aku terus mengocok tongkolku, tapi
kulakukan dengan perlahan, karena aku nggak mau cepet-cepet ejakulasi.
Sayang, kalau pemandangan langka ini berlalau terlalu cepat. Aku pun
menceracau, tapi Linda tidak menanggapi omonganku.
“Oh…Liiiinnn….kamu kok mulus banget siiiihhh….”aku terus
menceracau. Linda menatapku dan tersenyum.“Susumu montok bangeeeettttt…
pahamu sekel dan putiiiihhhh….hhhhh….bikin aku ngaceng,
Liiiiiinnn……”Linda terus saja menatapku dan kini bergantian, menatap
wajahku dan sesekali melirik ke arah tongkolku yang terus saja ngacai
alias mengeluarkan lendir dari ujung lobangnya.“Pantatmu,
Liiiinnn….seandainya kau boleh megang….uuuuhhhhh….apalagi kena
tongkolku….oouuufff…..pasti muncrat aku….,”aku merintih dan menceracau
memuji keindahan tubuhnya.
Sekaligus aku berharap, kata-kataku dapat membuatnya terangsang.
Linda masih tetap diam, dan tersenyum Matanya mulai sayu, dan
dapat kulihat kalo nafasnya seperti orang yang sesak nafas. Kulirik ke
arah celana dalamnya…oppsss….aku menangkap sinyal kalo ternyata Linda
juga mulai ternagsang dengan aktivitasku. Karena celana dalamnya
berbahan satin dan tipis, jelas sekali terlihat ada noda cairan di
sekitar selangkannya. Duduknya pun mulai gelisah. Tangannya mulai meraba
dadanya, dan tangan yang satunya turun meraba paha dan selangkangannya.
Tapi Linda nampak ragu untuk melakukannya. Mungkin karena ia belum
pernah melakukan ini dihadapan orang lain.
Kupejamkan mataku, agar Linda tau bahwa aku tidak memperhatikan
aktivitasku. Dan benar saja…setelah beberapa saat, aku membuka sedikit
mataku, kulihat tangan kiri Linda meremas payudaranya dan owww…BH
sebelah kiri ternyata sudah diturunkan…Astagaaa..!!! Puting itu merah
sekali…tegak mengacung. Meski sudah melahirkan, dan memiliki satu anak,
kuakui, payudara Linda lebih bagus dan kencang dibandingkan Agnes.
Kulihat tangan kiri Linda memilin-milin putingnya, dan tangan kanannya
ternyata telah menyusup ke dalam celana dalamnya.
“Sssshh….oofff….hhhhhh…..:” Kudengar suaranya mendesis seolah
menahan kenikmatan. Aku kembali memejamkan mataku dan meneruskan kocokan
pada tongkolku sambil menikmati rintihan-rintihan Linda.
Tiba-tiba aku merasa ada sesuatu yang hangat…basah…lembut…menerpa
tongkol dan tanganku. Aku membuka mata dan terpekik.
“Lin…kamu…,”leherku tercekat.“Aku nggak tega liat kamu menderita,
Ndrew,”sahut Linda sambil membelai tongkolku dengan tangannya yang
lembut.My gosh…perlahan impin dan obsesiku menjadi kenyataan. tongkolku
dibelai dan dikocok dengan tangan Linda yang putih mulus.
Aku mendesis dan membelai rambut Linda. Kemudian secara spontan
Linda menjilat tongkolku yang sudah bene-bener sewarna kepiting rebus
dan sekeras kayu. Dan…hap…! Sebuah kejadian tak terduga tetapi sangat
kunantikan…akhirnya tongkolku masuk ke mulutnya. Ya, tongkolku dihisap
Linda. Sedikit lagi pasti aku memperoleh lebih dari sekedar cunilingis.
Tak tahan dengan perlakuan sepiha Linda, kutarik pinggulnya dan
buru-buru kulepaskan Cdnya.“Kamu mau ngapain, Ndrew?” Linda protes
sambil menghentikan hisapannya. Aku tidak menjawab, jariku sibuk
mengusap dan meremas pantat putih nan montok, yang selama ini hanya
menjadi khayalanku.“Ohh..Lin…boleh ya aku megang pantat sama memiaw
kamu?”pintaku.“Terserah…yang penting kamu puas.”Segera kuremas-remas
pantat Linda yang montok.
Ah, obsesiku tercapai…dulu aku hanya bisa berkhayal, sekarang,
tubuh Linda terpampang dihadapanku.Puas dengan pantatnya, kuarahkan
jariku turun ke anus dan vaginanya. Linda merintih menahan rasa nikmat
akibat usapan jariku.“Achh…Liiiinn…enak bangeeeeett….sssshhh…….”aku
menceracau menikmati jilatan lidah dan hangatnya mulut Linda saat
mengenyot tongkolku. Betul-betul menggairahkan melihat bibir dan
lidahnya yang merah menyapu lembut kepala dan batang kelelakianku.
Hingga akhirnya….“Liiinn….bibir kamu lembut banget
sayaaaannggg….aku…kach…aku…”“Keluarin sayang…tongkol kamu udah berdenyut
tuh….udah mau muncrat
yaaa….”“I…iiy…iiyyaaa….Liiiiinnnnnnnnn….Ouuuuufuffffff…..argggghhhhhhhhhh…..”Tak
dapat kutahan lagi. Bobol sudah pertahananku.
Crottt…..crooottt….crooootttt…Spermaku muncrat sejadi-jadinya di muka,
bibir dan dada Linda. Tanganhalus Linda tak berhenti mengocok batang
kejantananku, seolah ingin melahap habis cairan yang
kumuntahkanOhhhh…….my dream come true….. Obsesiku tercapai…pagi ini aku
muncratin pejuhku di bibir dan muka Linda.“Lin…kamu gak geli sayang…?
Bibir, muka sama dada kamu kenas permaku?”Linda menggeleng dengan
pandangan sayu.
Tangannya masih tetap memainkan tongkolku yang sedikit
melemas.“Kamu baru pertam kali kan, mainin koto orang selain suami
kamu?”“Iya, Ndrew. Tapi kok aku suka ya…terus terang, bau sperma kamu
seger banget…kamu rajin maka buah sama sayur ya?” tanya Linda.“Iya…kalo
gak gitu, Indahmana mau nelen sperma aku.”“Aihhh….” Linda terpekik.
“Indah mau nelen sperma?”Aku mengangguk. “Keapa Lin? Penasaran sama
rasanya? Lha itu spremaku masih meleleh di muka sama dada kamu.
Coba aja rasanya,”sahutku.“Mmmm…ccppp…ssllrppp….” terdengar lidah
dan bibir Linda mengecap spermaku. Dengan jarinya yang lentik,
disapunya spermaku yang tumpah didada dan mukanya, kemudian
dijilatnyajarinya smape bersih.Hmmm….akhirnya spermaku masuk kedalam
tubuhnya…“Iya, Ndrew, sperma kamu kok enak ya.
Aku gak ngerasa enek pas nelen sperma kamu…””Mau lagi….?”“Ih…kamu
tuch ya…masih kurang, Ndrew?”“Lha kan baru oral belum masuk ke meqi
kamu, Lin.” Sahutku…”Tuh, liat…bangun lagi kan?”“Dasar kamu
ya….””Benerkamu gak mau spermaku ? Ya udah kalo gitu, aku mau
bersih-bersih dulu.”ancamku sambil bangkit dari kursi.“Mau sih…Cuma
takut kalo Indah dateng…gimana donk….”Linda merajuk.
Perlahan kuhampiri Lida, kuminta dia duduk di sofa, sambil kedua
kakiya diangkat mengangkang.Kulihat meqinya yang licin karena cairan
cintanya meleleh akibat perbuatan jariku.“Hmmm…Lin…meqi kamu masih
basah…kamu masih horny dong…”tanyaku.“Udah, Ndrew….cepetan deh…nanti
istrimu keburu dateng…Lagian aku udah…Auuuwwww….!!!!
Ohhh..Shhhhh…….”Linda memiawik saat lidahku menari diujung
klitorisnya.“Ndrewwww…kamu gilaaa yaaa…”bisiknya samil menjambak
rambutku.
Kumainkan lidahku dikelentitnya yang udah membengkak. Jari ku
menguak bibir vagina Linda yang semakin membengkak. Perlahan kumasukkan
telunjukku, mencari G-spotnya.Akibatnya luar biasa. Linda makin meronta
dan merintih. Jambakannya makin kuat. Cairan birahinya makin membasahi
lidah dan mulutku. Tentu saja hal ini tak kusia-siakan.
Kusedot kuat agar aku dapat menelan cairan yang meleleh dari
vaginanya. Ya…aroma vagina Linda lain dengan aroma vagina istriku.
Meskipun keduanya tidak berbau amis, tapi ada sensasi tersendiri saat
kuhirup aroma kewanitaan Linda.“C’mon..Ndrew…I can’t
stand…ochhh…ahhhhhh…shhhh……c’mon honey….quick…quick….”Aku paham, gerakan
pantt Linda makin liar. Makin kencang. Kurasakan pula meqinya mulai
berdenyut…..seentar lagi dia meledak, pikirku.
“Ting…tong…”bel rumahku berbunyi.“Mas…..mas Andrew….”suara wanita
didepan memanggil namaku.Sontak kulepaskan jilatanku. Linda memandang
wajahku dengan wajah pucat. Aku pun memandang wajahnya dengan jantung
berdebar.“Ndrew..kok kyaka suara Rika ya…”Linda bertanya“Wah..mau
ngapain dia kesini…..gawat dong…”ucapku ketakutan. “Udah Lin, kamu masuk
kamarku dulu deh…cepetan…”
Segera Linda berjingkat masuk ke kamarku, mungkin sekalian
membersihkan tubuhnya karena dikamarku ada kamar mandi. Aku tau ada
sebersit ekspresi kecewa di wajahnya, karena Linda hampir meledakkan
orgasmenya, yang terputus oleh kedatangan Rika, sahabatnya sekaligus
sahabat istriku.
Setelah kupakai kaos dan celana yang kuambil dari lemari dan cuci muka sedikit, aku menuju ke ruang tamu, membuka pintu.
“Halo, mas….’Pa kabar..?” sahut Rika begitu melihatku membuka
pintu.“Baik, dik. Ayo masuk dulu. Tumben nih pagi-pagi, kayaknya ada
yang penting?” tanyaku seraya mengajak Rika menuju ruang tengah.Mataku
sedikit terbelalak melihat pakaiannya. Bagaimana tidak?Kaos ketat
menempel dibadannya, dipadukan dengan celana spandex ketat berwarna
putih.
Aku melihat lipatan cameltoe di selangkangannya menandakan bahwa
didaerah itu tidak ada bulu jembutnya, dan saat aku berjalan
dibelakangnya, tak kulihat garis celana dalam mebayang di
spandexnya.Hmm…mana mungkin dia gak pake CD..mungkin pake G-string,
pikirku.Kami berdua segera menuju ruang tengah.
Untung saja, film bokep yang aku setel udah selesai, jadi Rika
nggak sempat melihat film apa yang tengah aku setel.“Ini lho mas, aku
mau anter oleh-oleh. Kan kemarin aku baru dateng dari Jepang. Nah, ini
aku bawain ….sedikit bawaan lah, buat kamu sama Indah.
Itung-itung membagi kesenangan.”“Wah…tengkyu banget lho…kamu baik
banget”“Ah, biasa aja lageee..hehehe”Kami berdua sejenak
ngobrol-ngobrol, karena memang sudah beberapa bulan Rika nggak
berkunjung ke rumahku. Rika ini adalah salah satu sahabat istriku,
selain Linda.Diam-diam, akupun juga terobsesi dapat menikmati tubuhnya.
Ya, Rika seorang wanita yang mungil. Tinggi badannya nggak lebih
dari 155cm. Bandingkan dengan tinggiku yang 170. Warna kulitnya putih,
tapi cenderung kemerahan. Hmm..aku sering berkhayal lagi ngent*tin Rika,
sambil aku gendong dan aku rajam memiawnya dengan tongkolku. Pasti dia
merintih-rintih menikmati hujaman tongkolku…
“Hey…bengong aja…ngeliatin apa sih..” tegur Rika.“Eh…ah…anu…enggak.
Cuma lagi mikir, kapan ya gw bisa jalan-jalan sama
kamu…”Eits..kok ngomongku ngelantur begini sih. Aduh…gawat
deh…“Alaaa..mikirin jalan-jalan apa lagi ngeliatin sesuatu?” Rika
melirikku dengan pandangan menyelidik.Mati aku…berarti waktu aku
ngeliatin bodynya, ketahuan dong kalo aku melototin selangkangannya.
Wah….“Ya udah, mas. Aku pamit dulu, abis Indah pergi.
Lagian,dari tadi kamu ngeliatin melulu. Ngeri aku…ntar diperkosa
sama kamu deh..hiyyy…” Rika bergidik ambil tertawa.Aku Cuma
tersenyum.“Ya udah, kalo kamu mau pamit. Aku gak bisa ngelarang.”“Aku
numpang pipis dulu ya.”Rika menuju kamar mandi di sebelah kamarku.“Iya.”
Tepat saatRika masuk kamar mandi, sambil berjingkat Linda keluar
dari kamarku.Aku terkejut, dan segera menyuruhnya masuk lagi, karena
takut ketahuan. Ternyata CD Linda ketinggalan di kursi yang tadi
didudukinya waktu sedang aku jilat memiawnya.
Astagaaa…untung Rika nggak ngeliat…atu jangan-jangan dia udah
liat, makanya sempat melontarkan pandangan menyelidik?
Entahlah…“Cepeeeett..ambil trus ke kamar lagi.”perintahku sambil
berbisik.Linda mengangguk, segera menyambar Cdnya dan…
“Ceklek….!”Pintu kamar mandi terbuka, dan saat Rika keluar,
kulihat wajahnya terkejut melihat Linda berdiri terpaku dihadapannya
sambil memegang celana dalamnya yang belum sempat dipakainya. Ditambah
keadaan Linda yang hanya memaki kaos, tetapi dibawah tidak memakai
celana jeansnya. Akupun terkejut, dan berdiri terpaku.
Hatiku berdebar, tak tahu apa yang harus kuperbuat atau
kuucapkan. Semuanya terjadi dalam waktu yang sangat singkat dan tak
terelakkan. Kepalaku terasa pening.
“Linda…? Kamu lagi ngapain?” Rika bertanya dengan wajah bingung campur kaget.“Eh…anu…ini lho…”kudengar
Linda gelagapan menjawab pertanyaan Rika.“Kok kamu megang celana
dalem? Setengah telanjang lagi?” selidik Rika. “Oo…aku tau…pasti kamu
berdua lagi berbuat yaaa…?”“Enggak Rik. Ngaco kamu, orang Linda lagi
numpang dandan di kamarku kok.” Sergahku membela diri.“Trus, kalo emang
numpang dandan, ngapain dia diruangan ni, pake bawa celana dalem lagi.”
Udah gitu telanjang juga..Hayo!!!” Rika bertanya dengan galak.“Sini
liat.”
Rika menghampiri Linda dan cepat merebut celana dalam yang
dipegang Linda, tanpa perlawanan dari Linda.“Kok basah…?”Rika
mengerutkan keningnya. “Nhaaaaa..bener kan…hayooooo….kamu
ngapain…?””udah deh, Rik…emang bener, aku lagi mau ML sama Linda. Belum
sempet aku ent*t, sih. Baru aku jilat-jilat memiawnya, keburu kamu
dateng.” Aku menyerah dan memilih menjelaskan apa yang barusan aku
lakukan.“Kamu tuh ya…udah punya istri masih doyan yang lain.
Ini cewek juga sama aja, gatel ngeliat suami sahabatnya sendiri.”
Rika memaki kami berdua dengan wajah merah padam.“Terserah kamu
lah…kamu mau laporin aku sama Linda ke polisi…silakan. Mau laporin ke
Indah…terserah….”ucapku pasrah.“Hmm…kalo aku laporin ke Indah…kasian
dia. Nanti dia kaget.Kalo ke polisi….ah…ngrepotin.” Rika
meninmbang-nimbang apa yang hendak dilakukannya.“Gini aja mas. Aku gak
laporin ke mana-mana.
Tapi ada syaratnya.” Rika memberikan tawarannya kepadaku.“Apa
syaratnya, Rik?”“Nggak berat kok. Gampang banget dan mudah.”“Iya, apaan
syaratnya?” Linda ikut bertanya“Terusin apa yang kamu berdua tadi
lakuin. Aku duduk disini, nonton. Bagaimana?”“WHAT?” aku dan Linda
berteriak bebarengan. “Gila lu ya, masa mau nonton orang lagi ML?”“Ya
terserah kamu.Mau pilih mana…?”Rika mencibir dengan senyum kemenangan.
Aku dan Linda saling berpandangan. Kuhampiri Linda, kubelai
tangan dan rambutnya. Linda seolah memahami dan menyetujui syarat yang
diajukan Rika.Segera saja kulumat bibirnya yang ranum dan tanganku
meremas pantatnya yang sekel. Linda segera membuka kaosnya.Sambil terus
berciuman dan meremas pantatnya, kubimbing Linda menuju sofa. Kurebahkan
ia disana, dan dengan cekatan dilepaskannya kaos dan celana ku sehingga
aku sekarang telanjang bulat di hadapan Linda dan Rika.
Aku melirik Rika, yang duduk menyilangkan kakinya. Kulihat
wajahnya menegang seperti tegangnya tongkolku. Aku tersenyum-senyum
kearahnya, sambil memainkan dan mengocok-ngocok tongkolku, seolah hendak
memamerkan kejantananku.“Ayo, ndrew…cepetan deh…udah gak tahan,
honey…”Linda merintih. “Biarin aja si Rika…paling dia juga udah
basah.”“Enak aja kamu bilang.”sergah Rika. “Udah buruan, aku pengen liat
kayak apa sih kalian kalo ML.”
Aku menatap mata Linda yang mulai sayu dan tersenyum.
Setelah melepas seluruh pakaiannya, sempurnalah
ketelanjangbulatan kami berdua. Tak sabar, segera kusosor memiaw Linda
yang sangat becek oleh lendir birahinya.
“Achhhh….sshhhh….ooouufffffggg…Andreeeeewwwwww….”Linda menjerit
dan mengerang menerima serangan lidahku. Pantatnya tersentak keatas,
mengikuti irama permainan lidahku.Hmmm…nikmat sekali. memiawnya berbau
segar, tanda bahwa memiaw ini sangat terawat. Dan yang membutku girang
adalah lendir memiawnya yang meleleh deras, seiring dengan makin kuatnya
goyangan pinggulnya.
“Hmmmppppppff…Andrew…Andrew…sayaaaanngg.. akh…akh…akkkkkuu…”Linda
terus merintih. Nafasnya tersengal-sengal, seolah ada sesuatu yang
mendesaknya.‘Akku……mmmhhhhh…ssshhh….”“Keluarin sayang….keluarin yang
banyak…..”aku berbisik sambil jari tengahku terus mengocok memiawnya,
dan jempolku menggesek itilnya yang sudah sangat keras. Baik itil maupun
memiaw Linda sudah benar-benar berwarna merah, sangat basah akibat
lendirnya yang meleleh, hingga membasahi belahan pantat dan sofa.
Segera aktivitas tanganku kuganti dengan jilatan lidahku lagi.
Hal ini membuatpaha Linda menegang, tangannya menjambak rambutku,
sekaligus membenamkan kepalaku ditengah jepitan pahanya yang menegang.
Aku merasakan memiawnya berdenyut, dan ada lelehan cairan hangat menerpa
bibirku.
“ANDREEEEEEWWWWWWW…..AAAAACCCCHHHHHHHHH……”Linda menjerit keras
sekali, menjepit kepalaku dengan pahanya, menekan kepalaku di
selangkangannya dan berguncang hebat sekali.Tak kusia-siakan lendir yang
meleleh itu. Kusedot semuanya, kutelan semuanya. Ya, aku tidak mau
membuang lendir kenikmatan Linda.
Sedotanku pada memiawnya membuat guncanganLinda makin keras…dan
akhirnya Linda terdiam seperti orang kejang. Tubuhnya kaku dan
gemetaran.“Oooohhhh…Ndreww…aaachhh…..”Linda menceracau sambil
gemetaran.“Enn..en….Nik…mat…bangeth….sssse….dothan…sama jhiilatan
kkk…kamu…”
Kulihat Linda tersenyum dengan wajah puas. Segera kuarahkan
bibrku melumat putingnya yang keras dan kemerahan. Meskipun sudah
melahirkan dan menyusui dua anak, payudara Linda sangat terawat,
kencang. Dan putingnya masih berwwarna kemerahan.
Siapa lelaki yang tahan melihat warna putting seperti itu, apalgi
sekarang puting merah itu benar-benar masih keras dan mengacung meski
pemiliknya barusan menggapai orgasme.“Shhh…Dreeewwww…iihhhh…geli….” Lnda
menggelinjang saat kuserbu putingnya. Aku tidak mempedulikan
rintihannya. Kulumat putingnya dengan ganas sehingga badan Linda mulai
mengejang lagi.
“Acchhh….Andreww….sayaaaannggg…”Linda merintih. “Terus sayang…iss…ssseeeppp…pen….til…kuhh…ooofffffhhhhhhhhh……”
Tanpa aba-aba, segera kusorongkan tongkolku yang memang sudah
mengeras seperti kayu ke memiaw Linda.
Blessss…….“Ahhhhkkk…..mmmmppppfff…..ooooooggggghhhh….”pantat Linda
tersentak kedepan, seiring dengan menancapnya tongkolku di mekinya.
Kutekan tongkolku makin dalam dan kuhentikan sejenak disana. Terasa
sekali memiaw Linda berkedut-kedut, walaupun tergolong super becek.“Ayo,
nDrew…..gocek tongkol kamuh….akk….kkuuuu….udah
mau…keluarrrrr…laggiiiihhh…”Linda merintih memohon.
Segera kugocek tongkolku dengan ganas.
“crep.crep…cplakkk….cplaakkkk…cplaakkkk….” suar gesekan tongkolku dengan
memiaw Linda yang sudah basah kuyup nyaring terdengar.
Tak lupa kulumat bibirnya yang ranum, dan tanganku menggerayang
memilin menikmati payudara dan putingnya.Sesaat kemudian kulihat mata
Lnda terbalik, Cuma terlihat putihnya. Kakinya dilipat mengapit pinggul
dan pantatku. Tangannya memeluk ubuhku erat.
“AN…DREEEWWWW…….OOOOGGGHHHH…>AAAKKKKKKKKKKKK….” Linda menjerit
keras dan sekejap terdiam. Tubuhnya bergetar hebat. Terasa di tongkolku
denyutan memiaw Linda…sangat kuat. Berdenyut-denyut, seolah hendak
memijit dan memaksa spermaku untuk segera mengguyur menyiram memenya
yang luar biasa becek.
Makin kuat kocokan tongkolku didalam memiaw Linda, makin kencang pula pelukannya.
Nafas Linda tertahan, seolah tidka ingin kehilangan moment-moment
indah menggapai puncak kenikmatan.Karena denyutan memiaw Linda yang
membuatku nikmat, ditambah rasa hangat karena uyuran lendir memiawnya,
aku pun tak tahan. Ditambah ekspresi wajahnya yangmemandang wajahku
dengan mata sayu namun tersirat kepuasan yang maat sangat.
“Ayo nDrew…keluarin pejuh kamu…keluarin dimemiawku….”Linda
memohon.“Kamu gak papa aku tumpahin pejuh di rahim kamu?”tanyaku sambil
terengah-engah.“No problem honey…aku safe kok….”sahut Linda. “C’mon
honey..shot your sperm inside…c’mon honey….”
LIN……LINDAAAA…..LINDAAAAAAAA….ARGGGGGGHHHHH…”aku merasakan
pejuhku mendesak. Kupercepat kocokanku, dan Linda juga mengencangkan
otot memiawnya, berharap agar aku cepet muncrat.AAACCHHHHHHH………..”
Jrrrrrooooooooootttt…..jrrrrooooooooottttt..jrrrroooooottttt…..tak
kurang dari tujuh kali semprotan pejuhku.
Banyak sekali pejuh yang kusemprotkan ke rahim Linda,
sampai-sampai ia tersentak. Kubenamkan dalam-dalam tongkolku, hingga
terasa kepalaku speerti memasuki liang kedua.Ah….ternyata tongkolku bisa
menembus mulut rahimnya. Berarti pejuhku langsung menggempur
rahimnya.Ohhh…nDrreeeww…enak sayang….nikmat, sayaaannggg…offffffghhhh……”
Linda merintih lagi. “Uggghhh…hangat sekali pejuh kamu, Ndrew…” ucap
Linda.Setelah beristirahat sejenak dengan menancapkan tongkolku
dalam-dalam, secara mendadak kucabu tongkolku.“Plllookkkkk….”
Kupandangi memiaw Linda yang masih membengkak dan merah
denganlubang menganga. Linda segera mengubah posisi duduknya
dan…ceeerrrrrr……pejuhku meleleh. Segera saja jemari Linda meraih dan
mengorek bibir memiawnya, menjaga agar pejuhku tidak tumpah kesofa.
Akibatnya, telapak tangan Linda belepotan penuh dengan pejuhku yang
telah bercampur lendir memiawnya.
Dengan pejuh di telapak tangan kanannya, Linda menggunakan jari
tangan kirinya,mengorek memiawny untuk membersihkan memiawnya dari sisa
pejuhku.“Brani kam telen lagi?” tantangku.“Idih…syapa takut….”Linda
balas menantangku. “Nih liat ya….”Clep…dijilatnya telapak tangan yang
penuh pejuhku…“MMmmmm….slrrpppp….glek….aachhhh….” Linda nampak puas
menikmati pejuh ditangannya.“Hari ini kenyang sekali aku…sarapan pejuh
kamu duakali..hihihihi…”Linda tertawa geli.“Tuh…masih ada sisanya
ditangan.
Mbelum bersih.” Sahutku.“Tenang, nDrew..sisanya buat…ini.” Sambil
berkata begitu, Linda mengambil sebagian pejuhku dan mengusapkannya
diwajahnya.“Bagus lho buat wajah…biar tetep mulus…”sahut Linda sambil
mengerling genit.“Astagaaaa….kamu tuh, Lin…diem-diem ternyata…”kataku
terkejut.“Kenapa…? Kaget ya?”“Diem-diem, muka alim..tapi kalo urusan
birahi liar juga ya..”“Ya iyalaaahhh..hare gene, Ndrew…orang enak kok
ditolak.”
”Tau gitu tadi aku semprot di uka kamu aja ya..” sesalku“Iya juga
sih..sebenernya aku pengen kamu semprot. Cuman aku dah gak bisa ngomong
lagi…nahan enak sih..lagian aku pengen ngerasain semprotan pejuh kamu
di memiawku.” Linda tersenyum“Eh, Ndrew…ssstttt…coba liat tuh…jailin
yuk…..”ajak Linda
Ya ampuuunnnn…aku lupa bahwa aktivitasku tengah diamat Rika.
Segera kulirik Rika, yang ternyata tanpa kami sadari tengah
beraktivitas sendiri. Tangannya menggosok-nggosok sapndexnya, yang mulai
membasah. Kulihat lekukan cameltoenya makinbesar, lebih besar dari yang
kulihat diruang tamu. Pertanda bahwa Rika juga telah dilanda birahi.
Linda mencolek tanganku, rupanya ia ingin mengerjai Rika. Aku
setuju. Sambil berjingkat, aku dan Linda menghampiri Rika. Segera tangan
Linda yang masih ada sisa pejuhku dioleskan kemuka dan bibir
Rika.“MMppphhhh…..fffggghhh…..” Rika sontak terkejut dan menghentikan
aktivitasnya. “apaan nih…kok kayak bau pejuh…?”“Udahlah Rik….aku tau
kamu juga ikutan horny, ngeliat aku dient*t sama mas Andrew.” Linda
tersenyum-senyum genit.“AH…aku…eeehh….anuu….” Rika gelagapan kehabisan
kata-kata.“Rik…gkalo kamu juga horny, gak papa kok…aku masih kuat.”
Tantangku. “Tuh, kamu liat. Kon tolku masih bisa bangun.”Ya, walaupun
sudah menyemprotkan amunisinya dua kali permainan, kon tolku mash
berdiri walaupun tak sekeras waktu ngent*tin Linda.
Malahan sekarang kon tolku berdenyut dan mengangguk-angguk,
seolah menyetujui usulku dan Linda.“Tuhhh, Rik. Kon tolku
manggutmanggut.”sahutku.“Tapi nanti kalo Indah pulang gimana?” tanya
Rika.“Don’t worry, honey. Kalo memang kepergok, nanti aku bantu jelasin
ke Indah.” Hibur Linda. “Soalnya, dulu-dulu aku pernah becandain Indah,
gimana kalo sekali-sekali aku minjem tongkol suaminya.”“Trus, Indah
bilang apa?” Rika penasaran.“Mmmm.dia sih gak bilang iya tapi juga gak
bilang enggak.”jawab Linda. “Dia cuman ngomong, ya kalo kamu gak malu
sama Andrew, terserah kamu.
Tapi kalo Andrew ketagihan, resiko tanggung sendiri lho. Gitu
kata Indah.”“Oooo…..” Rika terlongong mendengar penjelasan Linda. Aku
pun terperangah. Jadi……ternyata…..???? jangan-jangan mereka berdua
memang sengaja kesini…atas suruhan Indah….
Gak pake lama segera kulumat bibir Rika yang
mungil.“Mmmpphhh…mmppfff……..aaahhhh…”Rika mendesah….”Andrewww…puasin aku
sayang……guyur aku dengan pejuhmu kayak Linda tadi….oooccchhhhh…..”Aku
terus melumat bibirnya..lehernya yang jenjang dan mulus…kujilat pula
telinganya yang membuat Rika merinding dan tersengal-sengal.
Ternyata salah satu titik rangsangannya adala teling.Linda membantu melepaskan spandex Rika.
Dan…oouuuwww…pantesan di selangkangan Rika terlihat seperti
terbelah. Rupanya dia memakai G-String yang segitiganya hanya mampu
menutupi itilnya. Selebihnya…terlihat bibir me meknya sudah membengkak
kemerahan dan basah kuyup oleh lendirnya. Kulihat me mek Rika sama
dengan Linda…bersih dari bulu jembut, sehingga ha ini membuat kon tolku
langsung tegak mengeras lagi.
Linda turut membantu Rika melepaskan G-String, kaos dan Bhnya.
Seolah Linda tak ingin Rika direpotkan oleh aktivitas lain yang
mengurangi kenikmatan bercinta.
“Ohhh…nDreeww,,,,sssshhhhh….hhhaaaaaarrrggghhh….mmmppphhhhh…..”Rika
merintih-rintih sambil mennggelengkan kepalanya saat bibirku turun ke
putingnya. Payudara Rika lebih kecil dari Linda, mungkin hanya 34B,
dibandingkan milik Linda yang 36C.
Putingnya berwarna coklat muda, tegak keras mengacung, seolah menantangku untuk segera melahapnya.
Dan…hap….kusedot putting kiri, sementara tangan kananku meremas
payudara sebelah kanan dan memilin
putingnya.“Auuuccchhhh..Anddreewwww…ampunnnn…amppuuuuuunnnnn…..”Rika
berteriak menahan nikmat saat jari tangan kiriku menyusuri memiawnya.
Kumasukkan jari tengahku sambil jempolku menggosok itil Rika yang
sangat keras.“Rik…kon tol Andrew diusap dong…biar cepet keras…” ujar
Linda. Segera tanpa diperintah dua kali, Rika segera meraih kon tolku,
mengusap dan mengocok bergantian.“Uffff…Rika sayaaanng…akhirnya kon
tolku kena kamu yaaa…”aku merintih menahan nikmat.
Ternyata Rika sangat terampil dalam urusan kocok mengocok,
sehingga tak perlu waktu lama kon tolku sudah sekeras kayu lagi,
mengkilat kemerahan.Tak sabar segera kubalikkan tubuh Rika, sehingga
posisinya sekarang nungging didepanku. Lututnya bertumpu pada sofa
panjang, sehingga punggungnya meliuk, menambah sexy posisinya saat itu.
Dengan pantat membulat, tampak bibir me mek Rika merekah merah
dan berkilat licin oleh cairan birahinya. Tak tahan, kuserbu me mek
Rika, kujilat itilnya dan kukorek liangnya dengan jari-jariku.
“Arggghhh…Andrew….oohhhh….nik..mat…sss…sseekkk..kali……say….yaannnghhh….”Rika menjerit sambil tersengal.
Napasnya memburu.“Akk..kku…hammm..ppir sampai, honey…”Rika terus
merintih.Ah…ternyata Rika tak sanggupbertahan lebih lama lagi. Terasa
sekali dibibirku, suhu me mek Rika makin panas, dan lendir cintanya
bertambah banyak mengalir.Segera saja kuarahkan batang kon tolku yang
menunggu giliran, merojok me mek Rika.
“Ugghhhh……aaacccgghhhhhh…Andreeeewwww………”pantat Rika tersentak
menerima hunjaman kon tolku yang begitu tiba-tiba.Nikmat sekali me mek
Rika. Meskipun sama-sama becek dan mampu berdenyut, aku merasakan
sensasi lain dibandingkan me mek Linda.Makin lama makin terasa me mek
Rika berdenyut-denyut.
Tak ada suara yang keluar dari bibir Rika, kecuali erangan dan
rintihan. Kurasakan otot disekitar pantat dan selangkangannya mengejang
dan tiba-tia Rika menekan pantatku sambil melolong….
“OOOOUUUWWWWWW….ANDREEEEEEEWWWW…..UUUUUUUFFFFGGGGHHHHHH…..”Nafas
Rika tertahan, dan kupercepat hunjaman kon tolku, seolah menyerbu me mek
Rika bertubi-tubi.
Ahh…..betapa hangat lendir birahi yang mengalir, bahkan sampai
meleleh membasahi pahaku dan paha Rika.Rika tetap menggoyang-goyangkan
pantatnya, sehingga membuatku makin bernafsu menggocek kon tolku dalam
me meknya yang becek namun sempit.
“C’mon honey…shot your sperm inside my mouth….,”Rika menoleh dan
menatapku dengan mata sayu seolah memohon agar kusemprotkan spermaku
dimulutnya.“Ohhhhh….aaaawwwgghhh….Rikaaaaa…me mek kamu kok ennnnaaakk
bangethhh sssssiiiccchhh….,
”aku menceracau sambil terus memajumundurkan pantatku “Ngeliat
pantat kamu yang
bulet..ddaannn…putih…eeegghhhh….bikinnhh….aakkk…..kkkuuuu….pengennnnhhhh….ngecreettthhh…….aaarrrrggghhh….RIIIKKKAAAAAAAAAA……,”aku
berteriak keras sambil mencabut tongkolku.
Serta merta Rika meraih kon tolku, mengocoknya sambil mengisap kepala dan batangnya.
“C’mon…ayo Ndrew…keluarin pejuhmu…..”“Aku pengen ngerasain pejuh
kamu….”Linda pun tak tinggal diam. Ia berbaring telentang dibawahku dan
menjilat perineumku, seolah tau bahwa itu adalah daerah “mati”ku. Ya,
aku paling gak tahan kalo perineumku
dijilat.AAAARRRGGGHHHH….LINDAAAAAA….gila
kamu….aaarrrghhhh…..nnnniiikk…mathhh..bangetttt…..”“Aku gak tahan,
Rikaaa…Lindaaa….sayangku
cintaku…..”Dan…..crrroooooottt….crroooootttt…..“Haeeppphh…eeelllppphhhhh….hhhmmmppphhhhh…..”suara
dari mulut Rika.
Tampak dia gelagapan menerima semburan spermaku, tak kurang dari 5semburan kencang dan banyak…
“Aaaahhh…..ooouuffhh….auuww…ooouuww…udah Rik…udah…udah…jangan
diisep teruss…gelllliiii…..”aku meringis kegelian karena Rika tetep
mengisap tongkolku, seolah tak rela kalo pejuhku tak keluar tuntas.
Seolah ingin menikmati pejuhku hingga tetes terakhir.
“Hmmm…udah puas kamu Rik?” tanya Linda sambil bibirnya
mengecap-ngecap pejuhku yang menetes ke mukanya.“Ahh…gila juga si Andrew
ya…”sahut Rika. “memiawku rasanya penuh banget. Mana kon tol dia
panjang lagi.
Berasa mentok di rahimku kayaknya.”“Liang kamu gak dalem sih
Rik,” timpalku. “Tapi asyik kok rasanya. Ternyata memiaw kalian sama2
gak dalem ya…”“Thanks banget ya buat kamu berdua, udah mau bantuin
aku,”ucapku.“No problem, dear Andrew,” sahut Rika dan Linda hampir
bersamaan.“Gimanapun, kamu kan suami sahabatku, boleh dong kalo saling
bantu…”sahut Rika.
Kami pun bercanda sejenak sekedar melepaskan lelah. Dan sambil
masih tetap bertelanjang, kupersilakan Rika dan Linda ke ruang makan
untuk sekedar minum minuman segar. Kulirik, jam menunjukkan waktu pukul
11.37 siang, pertanda tak lama lagi istriku dan anak-anak akan segera
datang. Mereka berdua pun segera membersihkan diri dari sisa-sisa lendir
dan sperma yang membasahi me mek maupun wajah mereka.
“Ok Ndrew…aku pamit dulu ya…,”Rika pamit sambil mengecup bibirku.
“Daaa, sayang…”“Mmmuuaachh…,”Linda memagut bibirku lama, seolah tak mau
kehilangan momen yang sangat dahsyat. “Bye, Ndrew…,”Linda juga
berpamitan. “Salam buat Indah ya…tapi jangan bilang lho, kalo kamu habis
bagi-bagi pejuh…xixixi..” Rika dan Linda cekikikan sambil berjalan
keluar.“Ok, hon…don’t worry…thanks ya…”sahutku sambil melambaikan tangan
dan mengantar mereka ke pagar.
Ah, betapa bahagianya aku, ternyata dua sahabat istriku tak keberatan
olah sex denganku, yang selama ini hanya khayalanku, kini telah menjadi
kenyataan.Thanks buat Rika dan Linda…kuharap kalian gak bosen, karena
akupun tak akan pernah bosan menikmati tubuhmu.
Home
»
. Kulirik
»
8 pagi
»
Aku
»
bangun
»
dinding pukul
»
jam
»
kesiangan
»
pikirku
»
rumahku
»
sepi. Tumben
»
Suasana
» Kumpulan Cerita Sex Ngentot Dengan 2 Sahabat Istriku
Sunday, August 5, 2018
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.